Ditopang Bisnis Sapi, WMPP Raih Pendapatan Rp 907,2 Miliar Sepanjang 2023

9 May 2024 / Admin / 140 Reads

Jakarta, 31 Maret 2024 – Perusahan consumer goods and agricultural commodities nasional – PT
Widodo Makmur Perkasa Tbk (IDX: WMPP) sepanjang tahun 2023 membukukan pendapatan sebesar
Rp 907,2 miliar rupiah.

Jika pada tahun lalu lini bisinis unggas (poultry) menjadi kontributor utama pendapatan Perusahaan,
kini lini bisnis peternakan peternakan sapi (cattle livestock) menjadi penyumbang pendapatan
terbesar yaitu 41%. Sedangkan,lini bisnis poultry berada di urutan kedua dengan kontribusi 30%,
diikuti dengan lini bisnis pengolahan daging (meat & processing) sebesar 19%, komoditas pertanian
(commodity) sebesar 9%, serta konstruksi dan energi (construction & energy) sebesar 1%.

Berbagai tantangan yang dihadapi industri peternakan membuat Perusahaan masih mencatatkan
kerugian sebesar Rp 880,9 Miliar pada tahun lalu. Hal ini disebabkan dampak lanjutan wabah Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di ujung tahun 2022 dan tingginya biaya produksi pakan unggas
yang menggerus laba Perusahaan. Secara global, harga pakan ternak telah mengalami peningkatan.

“Kami memahami bahwa saat ini industri peternakan secara umum menghadapi kondisi yang
menantang, di mana dampak wabah PMK belum selesai, harga pakan unggas yang masih tinggi imbas perang Rusia-Ukraina dan dampak El Nino, hingga fluktuasi harga ayam hidup (live bird) dan karkas yang terjadi akibat kelebihan pasokan (oversupply). Kondisi ini kemungkinan masih akan dirasakan hingga tahun 2024 dan diprediksi mulai membaik pada tahun 2025," jelas Tumiyono, CEO PT Widodo Makmur Perkasa Tbk.

Rencana Bisnis & Perbaikan Kinerja Perseroan


Untuk memperbaiki kinerja keuangan, Perusahaan melakukan sejumlah rencana bisnis pada tahun
2024 seperti pengembangan segmen Layer Komersil pada lini bisnis Poultry sehingga berdampak
peningkatan konsentrasi bisnis downstream. Selain itu, Perusahaan juga akan fokus pada peningkatan aktivitas operasional dan utilisasi fasilitas existing Perseroan yang ditargetkan dapat meningkatkan volume penjualan, terutama pada bisnis cattle dan poultry.

“Dalam mendorong perbaikan kinerja Perusahaan, tahun ini kami juga akan fokus melakukan
restrukturisasi hutang dan mencari tambahan modal kerja dari investor baru baik berupa cash
ataupun non cash facility untuk meningkatkan utilisasi sehingga mendorong pendapatan
Perusahaan.” Pungkas Tumiyono.

Berbagai upaya ini merupakan langkah yang dilakukan Perusahaan untuk dapat kembali mencatatkan
laba yang ditargetkan terjadi paling cepat pada tahun 2025, seiring dengan proyeksi perekonomian
secara makro dan industri yang mulai pulih.